embun pagi

saat kau datang,
kebekuan saat itu tidaklah mencair...
semua masih sama, perasaanku padamu masih sama
tak ada yang lain, hanya sebuah perasaan senang bertemu teman lama
semua masih wajar dan mengalir seperti biasa

aku yang sedang tak wajar bertemu denganmu yang sedang special

hari-hari berlalu dengan indah hingga kehangatan itu mengaliri kebekuan...
hingga tumbuh tunas tunas menghijau menghiasi tanah kering
meski setiap kali tunas baru yang tumbuh telah aku acuhkan...
tunas itu tetap tumbuh
setiap hari, kesejukanmu merangsang tunas tunas itu terus bertumbuh

kebekuan yang dulu membatu
kini perlahan mencair

tanpa kusadari aku menikmati setiap detik kebersamaanku bersamamu
meski aku merasa dari awal... ini bukan waktu yang baik
ini terlalu cepat bagimu dan bagiku
maka ketika ini semua hilang, lenyap bagai embun pagi
tak begitu aku dikejutkan olehnya

tunas itu biar saja terpapar matahari...
hingga senja membawanya kepada malam
karena aku berharap
esok pagi akan datang embun yang akan membasahinya
meski aku juga menyadari... teriknya mentari akan membawa sang embun lenyap lagi...

Komentar

  1. judulnya sama mbak. tapi isinya asik punyamu :)

    http://mozaique08.blogspot.com/2014/05/embun-pagi.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. kenapa dia aku sebut embun pagi, krn dia kalo telp subuh subuh...
      kenapa dia pergi.. karena sekarang ga ada kabar dari dia...
      berasa jd pelarian sesaat.. tp menyenangkan :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

gelas kosong

Being a queen adalah proses

Duniamu bukanlah duniaku