kita.. jiwa kita, pikiran kita layaknya sebuah gelas kosong terbuka untuk seluruh benda asing yang memasukinya bahkan sekalipun itu sampah mau seperti apa gelas kita?? sebagai penampung air mineral yang menyegarkan melepaskan jiwa-jiwa yang dahaga menyejukan hati yang lara menampung obat bagi tubuh yang lunglai ataukah jadi tempat sampah yang akan kemudian dibuang diinjak dan tidak berguna?? mulai sekarang, jangan biarkan sampah itu tinggal dalam gelas kita buang jauh-jauh sampah tak berguna hingga kita menjadi gelas yang berharga :)
Pernah ga si ngerasa hidup tu berubah banget Banget se banget bangetnya Nah, itu yang aku alami setelah menikah Awal menikah, di tahun pertama, kehidupan awal covid mulai dikenal, kami masih sibuk dengan pekerjaan masing2 Ga banyak berubah dari kami, Aku yang masi kecewa dengan keluarga karena diusir, dicoret dari status keluarga (yah, meski memang bukan anak kandung si, jd akhirnya aq pikir yaudahlah lah kalo ga diakuin, emang dari awal aku bukan siapa siapa) Masi inget banget waktu dibilang aku mempermalukan keluarga dengan menikahi suamiku WOW Bagian mana yang memalukan??? Kami menikah secara agamawi, masi suci di depan altar, berjuang menjaga keperawanan dan berhasil membawanya sampai ke pelaminan. Kami menikah tanpa meminta bantuan dana dari keluarga (karena 95% biaya ditanggung gaji dan simpanan suamiku karena uangku ga cukup banyak) Suamiku pekerja, bukan penunggu warisan Jadi bagian mana yang memalukan, sampai hari inipun aku masih belum bisa memahami Saat terpuruk, aku hanya
maaf ku jenuh padamu, lama sudah kupendam tertahan di bibirku mauku tak menyakiti, meski begitu indah ku masih tetap saja.... jenuh.... sepenggal lirik lagu yang membuatku teringat kembali kenangan beberapa tahu yang lalu :::::::: sejak pertama aku mengenalmu, aku membiarkanmu masuk dalam duniaku kamu tahu semua tentangku... keluargaku, teman-temanku, cintaku, harapanku, impianku kubuka duniaku dan aku membiarkanmu masuk kedalamnya... tapi kamu sibuk menutupi duniamu dariku aku tak mengenal duniamu kecuali dunia yang kita lalui bersama jika kau mengerti tentangku, kau tak akan pernah tinggalkan aku bahkan meski aku tenggelam dalam jenuhku jika kau mencintaiku tak akan pernah kau melupakanku meski aku mengucap selamat tinggal padamu duniamu tertutup sempurna bagiku sedikit celah yang mampu aku masuki adalah ketika Maret tiba temanmu membuat kejutan untuk ulang tahunmu menghadirkanku dalam pesta duniamu aku tak pernah tau kau bahagia, tak pernah tau kau menolak
Komentar
Posting Komentar